Pondok Pesantren Wali Barokah
Pondok Pesantren Wali Barokah merupakan salah satu pondok pesantren terbesar Indonesia. Pondok pesantren Wali Barokah didirikan oleh KH. Nur Hasan Al Ubaidah dan Ahmad Ibroham pada tahun 1951. Pondok pesantren ini menampung 3.000 siswa. Awalnya pesantren ini pada bernama pondok pesantren Burengan. Namun karena usia lanjut, KH. Nur Hasan menyerahkan pengelolaan pondok pesantren Burengan kepada Lembaga Karyawan Dakwah Islam (Lemkari) pada 1972.
Pada tahun 1980, dibangun berbagai sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan pondok pesantren berupa perkantoran, gedung asrama serta kelas. Saat Lemkari menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) pada 1991 otomatis pengelolaan pesantren berada dibawah binaan LDII. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2010 LDII mengalihkan pengelolaan pondok pesantren Wali Barokah kepada Yayasan Wali Barokah. Penyerahan pengelolaan ini agar pondok pesantren Wali Barokah bisa meningkatkan fungsinya sebagai penghasil insan yang profesional religius.
Pondok Pesantren Wali Barokah bagi Kota Kediri bukan hanya tempat menimba ilmu agama. Namun telah menjadi ikon kota karena keberadaan menara setinggi 90 meter dengan kubah berlapis emas. Wali Kota Kediri H. A. Maschut yang menjabat pada 1999 hingga 2009 menyebutnya sebagai menara Asmaul Husna. Menara tersebut dibangun sejak 1 Januari 2000 hingga 23 Januari 2009 an diresmikan oleh wakil presiden RI H. M. Jusuf Kalla. Selain menjadi ikon kota kediri, menara Asmaul Husna memiliki ruang perpustakaan yang menyimpan karya-karya para ulama Islam yang terdiri dari Alhadits, tafsif Alquran dan berbagai kajian fikh serta sejarah Islam.
Kurikulum utama Pondok Pesantren Wali Barokah adalah Alquran dan Alhadits dengan masa studi 1,5 hingga 2 tahun. Pesantren ini beralamat di jalan HOS. Cokroaminoto No.195, RT.002/RW.007, Burengan, kecamatan Pesantren, kabupaten Kediri, Jawa Timur.